Kalau anda mau hidup atau nasibnya membaik dan lebih bebas dari luka batin atau trauma masa lalu, maka secara umum ada 2 cara.
Akan lebih mudah masuk ke bawah sadar kita , kalau menjelaskannya dengan metafora atau perumpamaan. Jadi begini.. Jika ada seember air kotor, bau dan hitam, bagaimana cara membersihkannya? Ada 2 cara, yaitu cara lambat dan cara cepat. Cara lambat adalah dengan terus menerus menyirami ember berisi air kotor itu dengan air bersih. Terus saja siramin hingga air kotor itu perlahan menjadi semakin jernih dan bersih hingga akhirnya berganti dengan air jernih sepenuhnya. Lambat tapi bisa berhasil juga.. Sementara cara kedua adalah ANDA BUANG ITU AIR KOTORNYA KE SELOKAN ATAU TOILET, lalu membersihkan sisa kotorannya dengan deterjen dan kalau perlu berikan pewangi agar lebih mantap. Begitu pun dengan penyembuhan luka batin. Anda bisa menggunakan cara lamban dengan terus menerus membombardir indra dan lingkungan anda dengan segala hal yang positif. Baca buku, ikut seminar, ikut komunitas pengembangan diri dan lain lainnya, adalah diantara cara untuk 'menyiramkan air terus menerus pada ember hitam pikiran anda' Lamban, tapi kalau konsisten, insya Allah tetap berhasil. Cara kedua itu lebih cepat dan lebih langsung. Tinggal buang saja dan sikat sisa kotorannya lalu berikan pengharum. Semuanya langsung beres dan bersih tuntas. Ini adalah metafora membersihkan dan menyembuhkan luka batin atau kotoran jiwa dengan seorang profesional di bidang penyembuhan emosi atau terapi. Langsung menemukan akar masalahnya untuk kemudian membersihkannya dan memberikannya 'pewangi' yang biasanya berupa sugesti ala hypnotherapy atau sekedar masukan yang diberikannya, sebagai otoritas pada kliennya, agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dan menjadi lebih bahagia. 'Jadi bang, mana yang lebih baik?' 22 nya bagus, namun kalau mau cepat dan kondisinya sudah gawat darurat, maka langkah ke 2 menjadi prioritas, bagaimana pun caranya. 'Yang gawat darurat itu yang gimana bang?' Yang begini: - Kerjaan anda jadi kacau balau karena galau. - Anda sejak kejadian itu jadi mengalami penyakit penyakit yang dulunya tidak ada. - Anda merasa negatif terus menerus nyaris setiap hari selama, seminggu, sebulan atau lebih. - Itu orang mulai berpikir untuk mengakhiri hidupnya. - Malas untuk kerja dan bawaannya mudah marah secara istiqomah. - Nafas anda terasa lebih pendek sejak kejadian emosional itu. - Sering merasa mudah menangis kalau ingat hal itu secara berlebihan (sesekali ya normal saja) - Mengalami semacam halusinasi dan mimpi di malam hari yang terus berkelanjutan. Ya intinya sih segala hal yang mengganggu dan membuat anda sesak serta sangat tidak nyaman saat anda mengingat, memikirkan atau membicarakannya. Nah metode 'pembersihan' itu udah nyaris wajib hukumnya untuk segera dilakukan. Karena biasanya kalau nggak segera ditangani akan terjadi fenomena yang disebut 'Persepsi' yaitu fenomena pikiran cenderung melebih lebihkan kejadian kejadian menjadi lebih mengerikan dan terkadang benar benar seram :D 'Setelah terapi apa nggak perlu 'menyirami ember' lagi dengan air jernih' Oh itu harus dong, karena lagi lagi seperti seingat saya dikatakan oleh Tony Robbins kira kira begini dengan bahasa saya: 'Setiap pohon yang ditanam, tentu saja di sekelilingnya secara otomatis akan tumbuh rumput. Tugas anda adalah terus mencabutinya sehingga tidak mengganggu perkembangan si pohon hingga berbuahnya. Rumput ini akan selalu ada selama pohon itu masih ada' Jadi setelah bersih pun emosinya setelah dihealing, proses 'menyirami ember' atau memberikan pupuk dan menjaga tanaman dari serangan rumput dan hama harus terus dilakukan, selamanya. Sebab ya memang begitulah hukum alam atau sunnatullahnya ;) Kalau ada luka batin yang sulit dibereskan sendiri, cari bantuan profesional. Setelahnya, terus belajar ilmu pengembangan diri dan sejenisnya. Insya Allah hidup jadi lebih enak, lebih minim stres dan sangat potensial menjadi seorang tokoh yang hidupnya memberikan manfaat, di lingkup lingkungannya, bahkan juga negaranya atau bahkan juga dunia. Apalagi yang lebih enak ketimbang menjalani hidup yang lebih banyak dalam kondisi puas dan bahagia? Iya kan? #Insight
Tidak ada komentar:
Posting Komentar