TELEPATI SECARA ILMIAH
Setelah memahami bagaimana mekanisme umum bagaimana telepati dengan pendekatan budaya dan relijius bekerja, nah sekarang telepati jenis ketiga yaitu dengan pendekatan sains.
Di Rusia, kabarnya hal ini sudah diteliti sejak lama, kalau tak salah ingat saat ini penelitiannya sudah nyaris mau 200 tahun.
Telepati jenis ini lebih menggunakan sains atau ilmu pengetahuan yang logis untuk menjelaskan fenomena pengiriman dan penerimaan pesan.
Biasanya telepati jenis ini menggunakan visualisasi, afirmasi, penggunaan hitungan dan segalanya yang terlepas dari lingkup budaya dan relijius.
Metode ini cocok buat orang orang yang dengan berbagai alasan, menolak atau tidak nyaman dengan pendekatan tradisional dan relijius seperti yang sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya.
Bisa jadi karena mungkin ritual ala budaya yang beratnya minta ampun, susah untuk konsisten, merasa nggak enak hati kalau mau make ayat ayat buat tujuan yang kurang etis (melet cewek misalnya hehehe) atau mungkin memang orang yang terprogram menjadi seorang anti agama, atau menolak ide atau fakta bahwa Tuhan itu memang ada (Kreasionisme).
Sisi positif dari telepati jenis ini adalah lebih ilmiah sehingga mudah diterima kalangan kalangan yang lebih berpendidikan dan butuh penjelasan logis atas hal hal yang seolah ‘diluar nalar’
Sisi negatifnya (ini menurut saya) karena ilmunya yang bersifat bebas nilai, maka ilmu telepati yang bersifat sains ini juga bisa digunakan untuk hal hal yang bersifat jahat.
Case unik tentang hal ini pernah saya baca dalam sebuah buku yang menyebutkan bahwa ada 2 orang yang bersengketa dan salah seorang diantaranya merasa geram.
Akhirnya, setiap jam 12 malam dia memukul mukul semacam palu dan meniatkan suara palu itu ‘terkirim’ ke orang yang dia nggak suka. Ternyata memang beneran si orang tadi jadi benar benar terganggu dan sulit tidur gara gara transfer suara benturan palu yang bising itu.
Hal ini sampe dilaporkan kepihak yang berwenang dan menimbulkan konflik. Akhirnya setelah mediasi disepakati bahwa orang yang mukulin palu tengah malam itu menghentikan kegiatan ‘mistis’ nya itu dan benar saja, pihak yang sebelumnya susah tidur itu jadi nyaman lagi dan semuanya jadi beres.
Case ini menunjukkan bahwa, bahkan telepati yang bersifat ilmiah pun bisa digunakan untuk hal hal yang jahat dan menzalimi orang lain.
Walaupun, telepati ilmiah bisa juga digunakan untuk segala hal yang baik dan bermanfaat seperti penyembuhan, mendamaikan 2 orang atau pihak yang berseteru, memperkuat vibrasi tarikan jodoh, mempengaruhi cuaca (dalam batas tertentu), membereskan problem atau konflik dengan orang lain jarak jauh dan lain sebagainya.
Walaupun keren begini, saya kira masih ada kelemahannya yaitu MASIH BISA DIGUNAKAN UNTUK HAL HAL YANG JAHAT DAN ZALIM.
Maka, saya mikir, apakah ada metode yang ‘melampaui’ ketiga pendekatan diatas (budaya, reliji dan sains) yang benar benar aman, nggak melanggar prinsip inti ajaran langit dan yang terpenting, tetap efektif?
Sekian tahun berlalu dan belajar, akhirnya saya ketemu juga metodenya, secara nggak sengaja :)
Mau tau cerita lanjutannya? ;)
belajartelepati.com
#TriangleofReality #Story #TelephaticKnowledge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar